Hari Pertama di
Putih Abu-Abu
Oleh:
Fitri Sa’banniah
Pagi yang cerah
mengawali hari pertamaku di dunia putih abu-abu. Sekolah menengah atas negeri 2
pinggir kota atau yang lebih dikenal dengan sebutan sekolah Pakistan (depan
pakis belakang hutan). Yup, tepat
sekali, aku bisa melihatnya dengan jelas, banyak pakis di depan sekolah dan
seperti julukannn pohon kelapa, pisang, jambu putih, dan pohon-pohon yang
lainnya banyak di belakang gedung ini.
The
first day, aku bingung
mau kemana, orang-orang disekitarku sedang asik ngobrol bersama teman lamanya
sewaktu SMP, ku dengar mereka bertukar cerita tentang libur panjang yang mereka
lalui, ada juga yang berfoto selfi, kemudian mengunggahnya di akun sosial.
Sedangkan aku?
“Sofia….” seseorang memanggil namaku cukup
keras. Sepertinya ia berteriak. Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, tapi tidak
seorang pun yang aku kenal.
“Sofia cemong!” Cemong?
Aku mengeja sebutan itu tanpa suara, sepertinya aku tahu orang ini. Suaranya pun
tidak begitu asing. Aku menoleh ke belakang dan, “Cemooong….” Anisa memelukku
erat, aku hanya bisa mengangguk-angguk dan menepuk pelan pundaknya.
“Sudah ah,” aku mencoba
untuk melepaskan diri. “Huuh….” menghirup nafas panjang. “Untung saja aku nggak
terserang asma,” ku elus dada dan memastikan jantungku masih berdetak di dalam
sana.
“Hehe, maaf mong!” Anisa
mengacungkan kedua jarinya.
Aku hanya mengangkat
kedua alisku. “Rindunya aku Nis. Kapan kamu pulang kesini? Kamu tinggal di mana
sekarang?”
“Dua minggu yang lalu
Fi, aku tinggal dirumah nenek, nggak jauh kok dari sini.”
“Orang tuamu?”
“Abah dan Ibu masih di
Jawa. Oh ya, sebentar,” Anisa mengeluarkan sesuatu dari tasnya, “Ini untuk kamu,
buah tangan dari Semarang.”
“Wah, Alhamdulillah,
terimakasih ya. Gantungannya lucu banget.” Aku memberikan senyumku yang lebar.
“Iya, sama-sama. Em Fi…
aku boleh menanyakan sesuatu?” Anis tampak serius.
“Iya Nis, ada apa?”
Kriiiiing
… Kriiiing .... Bel sekolah berbunyi. Menghentikan
pembicaraanku dengan Anisa. Semua siswa baru berkumpul di lapangan,
mendengarkan arahan dari seorang guru yang aku pun tidak mengenalinya.
Setelahnya kami menuju
madding informasi yang letaknya berada di samping kantor waka kesiswaan, mecari
nama dimana kami akan ditempatkan. “Nah, ini dia ‘Sofia Anggraini’ urutan kedua
di kelas X MIA 1. Ku buntuti sampai ke bawah, tidak ada nama Anisa, huh, semangatku
berkurang beberapa persen.
“Fi, aku di kelas B,
kamu?”
“Kelas A Nis.”
“Ya sudah, aku masuk ke
kelas dulu ya, nanti kita ngobrol lagi.” Anisa melangkah pergi ke ruangannya.
Selang beberapa detik “Oh iya Fi, hampir saja lupa, minta pin bbm kamu donk.” Anisa
mengeluarkan android miliknya. Aku pun begitu.
Seperti biasanya hari
pertama hanya perkenalan dari wali kelas seputar lingkungan sekolah,
menjelaskan tentang tata tertib dan lain sebagainya. Aku memperhatikannya dengan
serius.
Tak ada yang istimewa,
hanya perkenalan singkat. Tapi aku senang, karena disini aku bisa bertemu
dengan sahabat kecilku. Semogakan persahabatan ini bisa aku lanjutkan
bersamanya, mengukir cerita putih abu-abu dengan seindah mungkin. Aku membayangkan
seperti apa ya kisahku tiga tahun mendatang? 3 hal utama pastinya kisah tentang
persahabatan, sekolah dan… cinta. Hihi, aku terkekeh kecil.
Kubu Raya, 07 Oktober 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar