Kamis, 19 Oktober 2017

Cerpen, Hari Pertama di Putih Abu-Abu

Hari Pertama di Putih Abu-Abu
Oleh: Fitri Sa’banniah
Pagi yang cerah mengawali hari pertamaku di dunia putih abu-abu. Sekolah menengah atas negeri 2 pinggir kota atau yang lebih dikenal dengan sebutan sekolah Pakistan (depan pakis belakang hutan). Yup, tepat sekali, aku bisa melihatnya dengan jelas, banyak pakis di depan sekolah dan seperti julukannn pohon kelapa, pisang, jambu putih, dan pohon-pohon yang lainnya banyak di belakang gedung ini.
The first day, aku bingung mau kemana, orang-orang disekitarku sedang asik ngobrol bersama teman lamanya sewaktu SMP, ku dengar mereka bertukar cerita tentang libur panjang yang mereka lalui, ada juga yang berfoto selfi, kemudian mengunggahnya di akun sosial. Sedangkan aku?
 “Sofia….” seseorang memanggil namaku cukup keras. Sepertinya ia berteriak. Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, tapi tidak seorang pun yang aku kenal.
“Sofia cemong!” Cemong? Aku mengeja sebutan itu tanpa suara, sepertinya aku tahu orang ini. Suaranya pun tidak begitu asing. Aku menoleh ke belakang dan, “Cemooong….” Anisa memelukku erat, aku hanya bisa mengangguk-angguk dan menepuk pelan pundaknya.
“Sudah ah,” aku mencoba untuk melepaskan diri. “Huuh….” menghirup nafas panjang. “Untung saja aku nggak terserang asma,” ku elus dada dan memastikan jantungku masih berdetak di dalam sana.
“Hehe, maaf mong!” Anisa mengacungkan kedua jarinya.
Aku hanya mengangkat kedua alisku. “Rindunya aku Nis. Kapan kamu pulang kesini? Kamu tinggal di mana sekarang?”
“Dua minggu yang lalu Fi, aku tinggal dirumah nenek, nggak jauh kok dari sini.”
“Orang tuamu?”
“Abah dan Ibu masih di Jawa. Oh ya, sebentar,” Anisa mengeluarkan sesuatu dari tasnya, “Ini untuk kamu, buah tangan dari Semarang.”
“Wah, Alhamdulillah, terimakasih ya. Gantungannya lucu banget.” Aku memberikan senyumku yang lebar.
“Iya, sama-sama. Em Fi… aku boleh menanyakan sesuatu?” Anis tampak serius.
“Iya Nis, ada apa?”
Kriiiiing … Kriiiing ....  Bel sekolah berbunyi. Menghentikan pembicaraanku dengan Anisa. Semua siswa baru berkumpul di lapangan, mendengarkan arahan dari seorang guru yang aku pun tidak mengenalinya.
Setelahnya kami menuju madding informasi yang letaknya berada di samping kantor waka kesiswaan, mecari nama dimana kami akan ditempatkan. “Nah, ini dia ‘Sofia Anggraini’ urutan kedua di kelas X MIA 1. Ku buntuti sampai ke bawah, tidak ada nama Anisa, huh, semangatku berkurang beberapa persen.
“Fi, aku di kelas B, kamu?”
“Kelas A Nis.”
“Ya sudah, aku masuk ke kelas dulu ya, nanti kita ngobrol lagi.” Anisa melangkah pergi ke ruangannya. Selang beberapa detik “Oh iya Fi, hampir saja lupa, minta pin bbm kamu donk.” Anisa mengeluarkan android miliknya. Aku pun begitu.
Seperti biasanya hari pertama hanya perkenalan dari wali kelas seputar lingkungan sekolah, menjelaskan tentang tata tertib dan lain sebagainya. Aku memperhatikannya dengan serius.
Tak ada yang istimewa, hanya perkenalan singkat. Tapi aku senang, karena disini aku bisa bertemu dengan sahabat kecilku. Semogakan persahabatan ini bisa aku lanjutkan bersamanya, mengukir cerita putih abu-abu dengan seindah mungkin. Aku membayangkan seperti apa ya kisahku tiga tahun mendatang? 3 hal utama pastinya kisah tentang persahabatan, sekolah dan… cinta. Hihi, aku terkekeh kecil.
Kubu Raya, 07 Oktober 2016



Tidak ada komentar:

Posting Komentar