Kamis, 28 April 2016

Dilema Memilih Jurusan Kuliah

Hi teman-teman... Ada yang lulusan tahun 2016.. Yaa,, sama dong.. ;) 
Chimi dari SMA N 2 Sungai Kakap, Kubu Raya, KALBAR...
Sahabat Bintang Tau gak,, dari awal 2016 sampai detik ini hari-hari dipenuhhi dengan rasa dilema...
nih, pertama dilema untuk UN, dan setelah UN dilema mau pilih jurusan apa... 
Cita-cita jadi dokter, tapi lihat kondisi finansial keluarga tidak memungkinkan... :'(
Chimi sekarang ada daftar di beberapa PTN dan PTS, jurusan tidak ada satupun yang sama, di PTN Chimi pilih Administrasi Negara, FKIP Bahasa Inggris, Hukum Keluarga, Komunikasi Penyiaran Islam. Di PTS pilih Fisioterapi dan Ilmu Komunikasi. Setelah semua di daftar dan tinggal tunggu hasilnya aja eh tiba2 mikir kalau lolos di Adminstrasi Negara? FKIP Bahasa Inggris jadi guru? Hukum Keluarga jadi apa? terus KPI mau jd penyiar radio?? OOOhhh tidaaak.... Terus di Fisioterapi pas buka kurikulum mata kuliahnya rata-rata fisika dasar, mana orang-orang bilang Fisioterapi peluang kerja sedikit. Dan yang chimi harapkan dari semua jurusan yang dipilih adalah Ilmu Komunikasi, kenapa?? karena Terakreditasi A, terus ada pertukaran pelajar juga.. Siapa sih yang gak tertarik.. Tapiiii... setelah lulus kerja kemana..?? di kampung? di kota? perusahaan komunikasi? Ah.... Terus Hukum Keluarga, kata iyek (my dad) "Kalau gak mau jadi guru, dan mau kerja di kantor, ambil hukum keluarga, kerjanya di depag"... ya,, itu jurusan pilihan my dad dan chimi juga berharap itu lolos.....

Tapi jujur sejujur jujurnya.. Masih ingin berada di dunia kesehatan eventhough gak jadi dokter...
Lalu ada yang bilang kenapa gak ke Perawat ? Whaaaatttt?? Perawat?? Nope!!  Entah kenapa emang gak mau jadi perawat..... Terus kenapa gak kebidanan aja... Hem.. Bidan..??? Dulu sebelum pilih Fisioterapi sempat berfikir tapi tetap kekeh gak mau jadi bidan, takutttt..... Tapi setelah dipikir2 bener juga, mana orang tua juga dukung kebidan.. Selain bisa kerja di puskesmas, rumkit, bisa buka praktek mandiri juga.. Ahhhhha.... Saatnya cari informasi....
Akhirnya searching tentang akbid yang ada di Yogyakara. Alasan di Yogya karena pendidikan disana bagus2. Biaya hidup juga lebih murah daripaada di Pontianak.. 
Hem, ternyata Akbid yang terakreditasi A cuma Akbid Yogya, sedangkan mau masuk kesana syaratnya ada 1 poin yang tidak bisa memenuhi syarat.. Ah.. Gagal...
Inget2, kakak seniorku kan ada ke akbid di yogya?? Emm... Ya, Akbid Ummi Khasanah, Bantul... Mulai deh Searching.. Lumayan bagus.. Tapi... jujur aja pengen ke Kampus yang ada pertukaran pelajar keluar negeri :( 
Setelah itu cari tau lagi prospek kerja bidan lulusan d3. Ya Allah, banyaknya lulusan d3. terus kalau mau buka praktek biayanya muahhhhallll biinggooo... -_-.. hehe,, mulai deh lebaynya.. :v

Ya sudahlah, tunggu tanggal 2 Mei pengumuman yang di PTS dan 10 Mei pengumuman SNMPTN ... Semoga apa yang lulus sesuai dengan keinginan hati. Jadi ga repot2 lagi mau daftar sana-sini...

Okey, itu dia kisah Chimi dilema memilih jurusan.. 

"Yang terpenting bukanlah jurusannya, tapi apa yang bisa kita berikan kepada masyarakat setelah lulus nantinya. Karena mahasiswa yang paling baik bukanlah mahasiswa di kampus yang paling tinggi passing grade-nya. Tapi mahasiswa paling baik adalah yang paling bisa memberi manfaat bagi sesama.  :)  "

Kubu Raya, 29 April 2016

Senin, 04 April 2016

Cerita singkat tentang Gaya

Sebagian orang mungkin ada yang sibuk dengan gaya mereka, mencari fashion terbaru, beli gadget baru, hp baru, selfie sana sini...
Ya, itu pilihan hidup mereka. :) Gak bisa di salahin.
Chimi mah cuek orangnya.. :D ,, mendingan isi perut dari pada habisin uang untuk sekedar gaya doank.. -_- 
Bayangin coba, tiap mau makan, mau jalan, mau tidur dikit-dikit update, dikit-dikit selfie.... kagak ribet apa?? :/  hihi.. *peace... kalo chimi nih ya, mau makan, minum, tidur ya baca do'a dulu.. B) (hhiihi...sok alim ? Ya gak lah, anak tk aja gitu, masa kita enggak :p )
Gak perlu jadi orang lain untuk mengikuti perkembangan zaman...
Tampil apa adanya, oopss... bukan berarti mati gaya ya.... be ur self n keep on ur style ;)

4 April 2016

Kamis, 24 Maret 2016

Cerpen : Bayangmu Rindu dalam Malamku

P
ancaran sinar sang rembulan mengenai wajahku dari jendela yang sedikit terbuka. Kerutan keningku memaksaku untuk bangun dari tempat tidur. Kulihat jam telah menunjukkan pukul 23.48 malam. Mataku sudah lama berkunang, namun kegelisahan serta kebimbangan yang membuatku susah untuk tidur. Terasing dalam sepi, sejenak ku terdiam merenungkan gerangan apa yang mengganggu tidur malamku.
Terlintas dibenak akan sebuah nama yang selalu kukenang. Namun Aku tak ingin memikirkannya lagi. Gelisahku mengajak damai dengan waktu, tapi ku tak bisa. Ku rebahkan diri dan  kupejamkan mata. Apa itu? Hatiku bergumam. Ada seseorang yang hadir menyapa. Kubuka mataku “Ah, lagi dan lagi hanya bayangannya yang tak kunjung menjadi kenyataan. Kapan kau menyapaku dalam kehidupan nyata?” Tanyaku pada bayangan itu seakan melampiaskan kekesalan yang lagi-lagi mengusik malamku.
Kunyalakan lampu dan kulihat dinding kamar yang mengelilingiku, terasa sempit dan membuat fikiranku semakin menyempit. Akhiran pandanganku tertuju pada sebuah foto berbingkai pink. Tertatih kuberanjak dari tempat tidur, kudekati perlahan dan kutatap foto seseorang yang berada disampingku. Aku meroceh sendiri. “Taukah engkau? Lama kali aku menunggumu disini. Selalu kutunggu kabar darimu, namun tak satupun yang datang padaku.” Kristal bening kembali jatuh mengenai pipiku dengan derasnya.  ”Tak sadarkah kau betapa kau kurindukan ? Dimana? Dimana kau? Tidak kah ada sedikitpun dibenakmu untuk memikirkanku? Tidak kah kau mengingatku?  Tidakkah lagi ada rasa dihatimu yang dulu untukku? ” Histerisku dengan isak tangis yang tak dapat kubendung.
Amarah bercampur emosipun menjadi-jadi. Kucoba tuk menenangkan fikiran. Berjuta pertanyaan bergantung diatas kepalaku. Akan kah ia juga mengalami kerinduan seperti apa yang aku alami? Butiran peluh kini menggenangi dahiku, menandakan ketakutan datang lagi  menyergapku. Sanggupkah aku kehilangan ia yang telah lama kuukir wajahnya dan kulukis namanya dihatiku?
Jantungku tiba-tiba berhenti berdetak, bukan mati. Hanya saja sedikit melambat. Dan malam semakin larut kucoba perlahan memejamkan mataku. Namun sinar sang rembulan memancing agar aku keluar melihatnya. Aku beranjak dari tempat tidur, kubuka pintu jendela, sinar rembulan begitu indah, membuat tangisku tersedu menjadi senyuman. Senyum kesedihan. “Bulan, kenapa kau tampak begitu indah.? Kenapa hatiku tak dapat indah seperti dulu saat kau menyinari malam dan hatiku ketika ia disisiku? Bulan kumohon, bawa bintang menari iringi langkahku, dan malam hadir bawa diriku berjumpa dengannya. Kumohoon… “ Lagi-lagi aku menangis.
Mataku semakin mengantuk, namun kegelisahan ini terus menghantuiku. Sudah jam 02.15 Aku harus tidur, besok aku sekolah dan harus belajar demi menggapai impianku. Kucari handphone dan earphone, kudendangkan lagu yang menjadi lagu kenangan aku dan dia. Kuberdendang dengan kesepian dan kesunyian. Perlahan mataku tak lagi berkedip. Namun fikiranku tetap saja memikirkan  bayangan itu.
Ya Tuhan, apa salahku pada-Mu?  Begitu berat beban yang kini kutanggung. Ku mohon berikan aku hidayahmu. Apa yang harus kulakukan kini, mencoba lupakan namun bayangan itu semakin mengejarku, jika aku bertahan ?  Sanggupkah aku setiap malam harus begini? Ya,, ya… Aku akan tetap bertahan melawan kesepian, kesunyian dan kerinduan ini sendiri. Mungkin ini ujian cintaku, badai yang datang apa yang harus dilakukan? Jika berdiam maka akan hancur berantakan. Satu-satunya cara aku tetap harus berjalan, untuk berjalan hanya ada 3 penompang. Yakni Ihktiar, do’a dan KITA. Aku akan tetap menunggu bayangan itu menjadi nyata kelak dalam kehidupanku dan bukan mimpi lagi..
Aku semakin terlelap dan tak sadarkan diri.. Aku benar-benar tertidur dan………….
~Selesai
Judul Cerpen   : Bayangmu, rinduku dalam malamku
Cerpen karangan : Fitri Sa’banniah (Cerpen ke-2, 12 Juli 2014)

Facebook : Fitri Sa’banniah

Cerpen : Gak Cukup Kok Sok Cukup?

Gak cukup kok sok cukup
Minggu kemaren, aku dan teman baruku, Dian pergi ke pasar kapuas untuk belanja sekaligus jalan-jalan. Ha? Pasar kapuas..?? Kan panas, rame, belum baunya lagi... Idiiih gak banget deh.... Eiiitts.... Kami punya alasan kenapa  kami memilih  pasar kapuas.. Nih ya karena kata mama, disana barangnya murah-murah. Hihihi... Cari murah nih yeee...... Ya iya lah,, uang cuma bawa seratus ribu lebih, kalo ke MALL,, mau beli apa? Hihi
Kami berangkat pada jam 8 pagi, tibanya disana 45 menit dari jam berangkat. “Wah, panasnya hari ini” Keluh Dian dengan suasana hari itu yang begitu cerah sambil mengelap peluh didahinya yang bercucuran.
“Hihi,, makanya bawa kipas angin.” Bisikku yang  kemudian kusertai dengan tawa.
“Kenapa gak bawa AC aja sekalian” Cemberut Dian.
“Hihi,, lo sih, udah tau ini pasar kapuas, ya jelas panas lah kalo jam segini. Oh ya, beli minuman yuk, haus nih” Ajakku kepada Dian, dan Dian mengangguk  bertanda mengikuti ajakanku.
“Mas, es kelapanya dua yah” Aku memesan es dengan Pedagang kaki lima yang tak jauh dari tempatku memarkir motor. “Mbak, iki esnya” Kata mamang penjual es itu. “Iya mas, berapa..??” “10.000 mbak..” Iya, makasih..
Leganya setelah minum,, mataku seakan-akan tak dapat berhenti melihat pernak pernik yang ada disekitarku. “Aih, baru juga rasanya aku menyedot es kelapa yang segar ini, eh sudah habis” Kata Dian menunjjukkan wajah sok sedih... ”Hehehe,, lo ini ada-ada aja. Kalo  lo gak mau habis jangan lo minum tuh es.. Hehe.” Sahutku sambil tertawa.
Dian menghela nafas... “Yuk, saatnya berpetualang di Pasar Kapuas”
Lagi-lagi aku tertawa melihat tingkahnya.. “Berpetualang..? haha,, dasar stress,, dipasar tuh tempatnya belanja kalii,, bukan berpetualang”
Dian ..”Suka-suka gue dong.. Mulut-mulut gue... Ueek...”
Hampir dua jam kami keliling pasar kapuas. Tapi tak ada satupun yang kami beli. “Hahaha..” Aku tertawa yang sontak membuat Dian merasa aneh melihatku.. “Eh, lo gak lagi kesambet kuntilanak pasar kapuas kan..? “ Tanya Dian dengan memasang wajah heran. “Haha,, lo gak ngerasa lucu..? Dari tadi kita lihat sana lihat sini, tawar sana, tawar sini.. Tapi gak ada yang kita beli... ahaha... :D”
Dian mengikuti tawaku.. “Iya juga yah,, haha... Kebanyakan uang sih,, makanya dari tadi nawar barang mulu’,, tapi gak dibeli juga...”
“Yah sudah lah,, yang penting happy... wkwkwk
“Bener---bener.... hihi”
“Eh, lihat jam tangan yuk..” Ajakku
“Tapi lo ada niat beli gak?” Senggol Dian dengan nada ngeledek.. “Punya uang kan?” Haha...
“Eh, lo remehin gue?” Ntar lihat aja... Uek
Setelah sampai di toko jam, aku beli sebuah jam tangan seharga 50 ribu. “Kirain lo Cuma mau nawar lagi, hehe”
Ya,, pulang yuk .....
Kami berjalan santai,, mata pun tidak absen untuk melihat-lihat baju dan pernak-pernik disana... dan akhir pandanganku tertuju pada sebuah dress pink yang bertuliskan “Minnie and Mickey” dan gambarnya yang membuatku tertarik untuk membelinya.
Eh, Dian, kesana yuk” Ajakku yang menunjukkan toko yang menjual baju.
“Lo mau beli baju..? “ Tanya Dian. “Yah, lihat aja dulu,, yuk” Paksaku yang menarik tangannya.
“Lo mau beli baju apaan sih..?”
“Itu, Minnie and Mickey...”
“Ah, dasar Mimo. Haha...” Dian gelagak menertawaiku. Tak jarang ia memanggilku dengan panggilan “Mimo” yang artinya Mickey Mouse..
“Biarin.....” cuekku dan pergi mendekati baju itu.
“Mbak ini harganya berapa?”
“Yang itu harganya 120.000 dik”
Waaah,,, muahal buangget....Aku dan Dian saling menatap,, ingin tertawa... Tapi rasanya gak sopan.
“Bisa kurang gak mbak..?” Tawar ku
“Lo nawar lagi,, tapi lo mau beli gak sih?” Bisik Dian...
“Ya niat lah, lo bisa lihat sendirikan itu ada gambar Mickey and Minnie nya... Iiiih diam aja”
“Ya, 85.000 bisa dik”
Aku diam sejenak sembari berfikir... “Bisa kurang lagi gak mbak? Kalau 50.000 ?”
“Oh, gak bisa dik... Ya udah mbak kasi 70.000 itu sudah paling murah.”
“Hemmm,,, Oke deh”
“Gak kemahalan ?” Tanya Dian meyakinkan.
“Ah, gak masalah, yang penting Mickey and Minnie” Jawabku sambil merem-merem... Hihi...
Aku membuka tas dan mengambil dompet kecilku. Astaga,, ternyata uangku..??
“Lo kenapa?” Tanya Dian
“Hehe,, enggak...”
Oh My God.. Gimana yah, gak jadi beli.... Tapi ku mau dan malu juga, udah nawar tapi gak jadi beli.. Ahaaa.... punya ide.. Aku buka dering handphoneku...
“Eh, bentar mbak,,” Aku pergi meninggalkan toko itu dan menarik erat tangan Dian yang sedang duduk dikoridor dengan sambil berbicara sendiri dengan handphone yang sejatinya tidak ada yang menelfonku...
Setelah jauh dari toko itu..
“Eh, lo kenapa sih..? tangan gue sakit tau’ lo tarik-tarik gitu” Ucap Dian dengan nada sedikit marah
“Sorry... Ah,, uang gue gak cukup.. Nih lo lihat uang gue berapa” Aku memelas dan menunjukkan uang yang ada di dompetku.
Dian menunjukkan ekspresi campuran,, diam beberapa detik.... “Hahahaha......” Dian terbahak yang sontak mengagetkanku.
Aku menyubit pelan lengannya “Ah, lo inih,, lo ngeledek gue?”
Hahhaa,,, sttttt..... Dian menyuruhku untuk diam.. perut gue sakit nih,, haha....”
Aku pun diam dengan perasaan yang malu, sebal dan kesal.
“Lo belum puas lagi nertawain gue?”
“Haha,, yaa,, ya,, sudah,, perut gue sakit banget..” Dian duduk di
“Lagian lo sih, makanya cek dulu uang lo ada berapa,, kan yang malu lo sendiri,, mana tuh mbak udah bungkus tu baju ke dalam plastik,, eh lo nya malah kabur denan sok sibuk ada yang nelfon lagi,, haddeh.... Tapi ide lo pinter juga... Haha”
“Haha,, iya juga sih,, ahh,, pengalaman yang memalukan...”
“Makanya,, kalau uang lo gak cukup jangan sok cukup..

Judul Cerpen               : Gak cukup kok sok cukup
Cerpen karangan         : Fitri Sa’banniah (Cerpen ke-3, 28 Januari 2015)

Facebook : Fitri Sa’banniah

Cerpen

Text Box: Kita dan Pramuka
Hai, aku Fitri, anak pertama dari 3 bersaudara. Nama lengkapku? Ya, Fitri saja. So simple rigth?. Hehe.. Aku lahir pada malam Idul Fitri. Jadi aku tak hanya mendapat ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri atau Mohon maaf lahir dan batin seperti orang biasanya. Tapi juga “Selamat ulang tahun”. Adik-adikku sering iri karena di Hari Raya selain aku mendapatkan uang raya dari keluarga, aku juga mendapat kado spesial dari sepupu maupun teman-temanku.. Haha, makanya lahir di malam takbiran.. (Untung aja orang tuaku tidak memberiku nama takbir atau mungkin minal iaidin wal faizin seperti nama-nama aneh yang banyak di tv. :D  )
Kamis yang cerah, mengiringi hariku di pramuka. Sudah hampir jam 2, Deb dan Amand sedang sibuk menyiapkan barisan upacara berbentuk angkare,  sedangkan aku dan yang lain Cuma ikut berdiri rapi mengikuti arahannya.
Astaga, topiku di tas. Mau ambil dulu ah, baru beberapa langkah aku berlari... “Mau kemana?” tanya Deb
“Ambil topi di tas” jawabku dengan sedikit berteriak
“Yang lain topinya mana?” Deb mengarahkan pertanyaan ke barisan Ramu yang tidak menggunakan topi, mereka  menggeleng. “Kalau satu gak pakai topi ya gak usah pake semua”pinta Deb padaku.
 Huuh, “masak sih gara-gara kalian gak pake topi aku juga harus ikutan” gerutuku dalam hati. Dengan rasa jengkel aku berbalik menuju barisan.
“Deb Safit” Siapa sih yang gak kenal dia, sok ngatur, egois, dan gak mau ngalah. Tapi jujur aja aku salut, meski pun begitu dia bersikap tegas dan berwibawa,cerdas dan cekatan, meski di pramuka dia bukan Ketua Pratama tapi kami semua cukup segan dengannya.
Tak lama kemudian Kak Fisy pun tiba, dengan mengenakan pakaian olahraga, jilbab dan rok coklat dan raut wajah yang kupikir sedang tak bersahabat. “Seperti orang yang kesal? Eh enggak, emm marah? Tapi sama siapa? Hm, laper mungkin.. Haha bisa jadi Kak Fisy gak sempat makan, buru-buru ganti baju langsung capcus ke mari”. Aku coba menebak. “Ah mungkin saja karena teriknya matahari wajahnya seperti itu.” Hehe.
“Deb” panggil Kak Fisy.
Ku perhatikan Deb “Iya kak, ada apa?” jawabnya
“Yang baca Darma Pramuka siapa?”
Deb tidak menjawab, dengan tampang sedikit tergesah ia meminta anak kelas VII untuk menjadi petugas Darma Pramuka, tapi tidak ada seorangpun yang mau. Kak Fisy memperhatikan dari jauh. “Ya udah, yang Ramu aja.”Pinta kak Fisy
“Umm, kamu jadi petugas” Deb agak memaksa. Umm geleng-geleng kepala mengisyaratkan bahwa ia tidak mau jadi petugas.
“Fit,”
“Kok aku sih, kan aku udah” jawabku agak kesal
“Ya udah, kamu aja Elv”Tanpa mengatakan apapun Elv langsung  ambil posisi di tempat petugas Upacara.
Upacarapun berlangsung dengan hikmat. Meski ada beberapa junior putra yang merusak heningnya upacara karena terlambat.
Setelah upacara Kak Fisy mengambil alih seluruh barisan. Dengan tatapan yang uuuuh,, ini kenapa ya. Kok aku deg degan. “Syuut.. Elv, kalo gak seri pasti mungut sampah lagi nih” nada pelan. Ya, rutinitas kak Fisy, tiap minggu pasti pungut sampah disekitar sekolah dan masjid. Tuk amal jariyah katanya. Haha, ada-ada aja tuh orang...
“Hm.m” singkat Elv yang fokus kedepan seolah tak ingin berbicara saat itu.“Perhatian. Untuk pramuka penggalang, setelah kakak istirahat tempatkan silahkan berbaris peregu satu banjar di halaman sekolah. Kak Mar akan mengambil alih kalian. Mengerti?”
Dengan serentak para pramuka penggalangpun menjawab “Siap Mengerti”
“Istirahat di tempat grak” .. Mereka pun berlari layaknya anak ayam yang keluar dari kandang. Hahaha... Aku menahan tawa dihati.
Kuperhatikan dari jauh, Mar.o yang tak pernah menjadi pemimpinpun mengambil alih juniordengan gagah. Hmm, ternyata ia bisa diandalkan. J
Aku berhenti melirik Mar.o.. Kulihat didepanku, Kak Fisy berdiri tegap menatap aku dan teman-teman Ramu. Huuh.. Tatapan yang amat tajam, “wahAda yang gak beres nih” kupastikan dengan hatiku
“Pratama.. hitungan ke satu kalian sudah berbaris disebelah kanan kakak.”
Ha? Hitungan ke satu? Tak sempat aku menggerutu
“Satu.. satu seri.. dua seri...”  Setelah pratama berbaris rapi....
“Kamu kenapa Elv?” Tanya kak Fisy kepada Elv yang juga ikut pindah barisan “Kamu pratama?” tambahnya
“Bukan kak”
“Terus?”
Elv menyiku lenganku “Is, kamu sih nyuruh aku pindah” marah Elv dengan nada berbisik.
Elv tak menjawab, ia kembali ke barisannya. Elv salah seorang sahabatku, iapendiam tapi pinter, meski gak cantik tapi menurutku ia manis. Hehe.. Gula kalle...
Kak Fisy kembali mengeluarkan tembakan-tembakan dari mulutnya, semua kesalahan kami di perhitungkan dan di seri. Dari atribut yang sangat dipermasalahkan, yakni tidak ada satu orang seniorpun yang menggunakan topi. “Ah Deb, kali ini kamu salah.. Menyebalkan, aku takkan mengikuti arahan yang tidak benar lagi”ocehku dihati, kemudian petugas upacara yang belum siap, anggota pramuka yang datang cuma sedikit dan buanyyaak lagi...
Untunglah tiap kali Kak Fisymembebel Ia pasti meminta salah seorang dari senior untuk menghandle junior jauh dari kami agar image senior tetap good dimata mereka and thanpastinya mengingatkan dan memberikan arahan kepada kami.
Kurang lebih setelah setengah jam berdiri dilapangan, tubuhku terasa berada di atas panggangan. “Uuuh,, untung saja gak hangus” batinku bergumam. Kak Fisy membagi tugas kepadaku kami untuk belajar menghandle junior. Aku, Rant dan Jum ditugaskan untuk mengambil alih regu putri. Dengan jiwa berkobar bak seorang pahlawan aku memberanikan diri mengambil alih mereka. Katakan saja aku mengamalkan poin darma ke 8  “Disiplin, berani dan setia” ahahaa, apa siiih??...
Kulihat kak Risk, Kak Nady dan Kak Tut, senior angkatan pertama yang masih datang di latihan rutin. Tak salah kak Fisy selalu memuji angkatan mereka. Memang pantas untuk diacungi jempol karena kepedulian dan kecintaan mereka terhadap Pramuka.
Meski dibilang kerjanya kak Fisy cuma mengarahkan dan mengawasi, jarang ia mengambil alih kalas VII untuk masalah LKBB atau bermain dilapangan. Kalau materi baru ia yang turun tangan. Bukan karena kak Fisy gak bisa di bidang itu hanya saja ia ingin memberikan kesempatan kepada kami untuk menjadi senior yang berani. 
Tampil didepan bukan suatu hal yang menakutkan, menurutnya ‘Everybody is leader’. Ya.. bisa dibilang Kak Fisy banyak memotivasi kami. Tak jarang ia mengatakan “Coba kalian  lihat, bandingkan angkatan kalian dengan angkatan pertama. Dari segi kekompakan, keberanian, ketangkasan, kecekatan dan kepedulian kalian terhadap pramuka di gudep kita.” Aku yakin maksudnya berkata seperti itu bukan untuk menjatuhkan semangat kami, tapi ingin mengingatkan bahwa angkatan kami harus lebih baik atau tidak minimal sama seperti angkatan mereka.
Ya.. tak emang belum bisa dibandingkan. Angkatan pertama seperti Kak Sar, Sarmil, Nady, Tut, Jam, Di, Yant, Ded, Kak Jab, Risk, Munf, Bim, Ded dan teman-teman merekayang lain memang kompak, berani dan bisa diandalkan. Aku akui angkatan pertama bisa dibilang berhasil di pramuka. Beberapa piala dikantor merupakan bukti nyata sejarah perjuangan dan prestasi mereka untuk gudep ini.
Ah, aku yakin angkatan kedua juga bisa. Aku, Deb, Amilawat, Shel, Jum, Umm, Rant, Elv, Amand yang putra ada Mar, Tauf dan Ram. Dan teman-temanku yang tidak datang hari ini. Lihat saja nanti, akan ku buktikan bahwa angkatanku juga akan lebih baik dari mereka.
Tak lama kemudian hujan membubarkan seluruh barisan. Pesan yang disampaikan kak Fisy untuk minggu depan kami diminta membawa tongkat atau apa pun yang bisa dijadikan tongkat pramuka. Katanya sih mau latihan atraksi tongkat. Hem.. Menarik. Akan ku tunggu kamis selanjutnya. Bersama Kak Fisy dan teman-temanku yang lain.Kita akan membuat nama kita berada di balik piala untuk gudep dan Mts tercinta.
#Aku bangga menjadi seorang Pramuka ^-^
#SUHASIMA_MANTAP
Sungai Kakap, 18 Februari 2016


Fitri Sa’banniah