Gak cukup kok sok cukup
Minggu
kemaren, aku dan teman baruku, Dian pergi ke pasar kapuas untuk belanja
sekaligus jalan-jalan. Ha? Pasar kapuas..?? Kan panas, rame, belum baunya
lagi... Idiiih gak banget deh.... Eiiitts.... Kami punya alasan kenapa kami memilih
pasar kapuas.. Nih ya karena kata mama, disana barangnya murah-murah.
Hihihi... Cari murah nih yeee...... Ya iya lah,, uang cuma bawa seratus
ribu lebih, kalo ke MALL,, mau beli apa? Hihi
Kami
berangkat pada jam 8 pagi, tibanya disana 45 menit dari jam berangkat. “Wah,
panasnya hari ini” Keluh Dian dengan suasana hari itu yang begitu cerah sambil
mengelap peluh didahinya yang bercucuran.
“Hihi,,
makanya bawa kipas angin.” Bisikku yang
kemudian kusertai dengan tawa.
“Kenapa
gak bawa AC aja sekalian” Cemberut Dian.
“Hihi,,
lo sih, udah tau ini pasar kapuas, ya jelas panas lah kalo jam segini. Oh ya, beli
minuman yuk, haus nih” Ajakku kepada Dian, dan Dian mengangguk bertanda mengikuti ajakanku.
“Mas,
es kelapanya dua yah” Aku memesan es dengan Pedagang kaki lima yang tak jauh
dari tempatku memarkir motor. “Mbak, iki esnya” Kata mamang penjual es itu.
“Iya mas, berapa..??” “10.000 mbak..” Iya, makasih..
Leganya
setelah minum,, mataku seakan-akan tak dapat berhenti melihat pernak pernik
yang ada disekitarku. “Aih, baru juga rasanya aku menyedot es kelapa yang segar
ini, eh sudah habis” Kata Dian menunjjukkan wajah sok sedih... ”Hehehe,, lo ini
ada-ada aja. Kalo lo gak mau habis
jangan lo minum tuh es.. Hehe.” Sahutku sambil tertawa.
Dian
menghela nafas... “Yuk, saatnya berpetualang di Pasar Kapuas”
Lagi-lagi
aku tertawa melihat tingkahnya.. “Berpetualang..? haha,, dasar stress,, dipasar
tuh tempatnya belanja kalii,, bukan berpetualang”
Dian
..”Suka-suka gue dong.. Mulut-mulut gue... Ueek...”
Hampir
dua jam kami keliling pasar kapuas. Tapi tak ada satupun yang kami beli. “Hahaha..”
Aku tertawa yang sontak membuat Dian merasa aneh melihatku.. “Eh, lo gak lagi
kesambet kuntilanak pasar kapuas kan..? “ Tanya Dian dengan memasang wajah heran.
“Haha,, lo gak ngerasa lucu..? Dari tadi kita lihat sana lihat sini, tawar
sana, tawar sini.. Tapi gak ada yang kita beli... ahaha... :D”
Dian
mengikuti tawaku.. “Iya juga yah,, haha... Kebanyakan uang sih,, makanya dari
tadi nawar barang mulu’,, tapi gak dibeli juga...”
“Yah
sudah lah,, yang penting happy... wkwkwk”
“Bener---bener....
hihi”
“Eh,
lihat jam tangan yuk..” Ajakku
“Tapi
lo ada niat beli gak?” Senggol Dian dengan nada ngeledek.. “Punya uang kan?”
Haha...
“Eh,
lo remehin gue?” Ntar lihat aja... Uek
Setelah
sampai di toko jam, aku beli sebuah jam tangan seharga 50 ribu. “Kirain lo Cuma
mau nawar lagi, hehe”
Ya,,
pulang yuk .....
Kami
berjalan santai,, mata pun tidak absen untuk melihat-lihat baju dan
pernak-pernik disana... dan akhir pandanganku tertuju pada sebuah dress pink
yang bertuliskan “Minnie and Mickey” dan gambarnya yang membuatku tertarik
untuk membelinya.
Eh,
Dian, kesana yuk” Ajakku yang menunjukkan toko yang menjual baju.
“Lo
mau beli baju..? “ Tanya Dian. “Yah, lihat aja dulu,, yuk” Paksaku yang menarik
tangannya.
“Lo
mau beli baju apaan sih..?”
“Itu,
Minnie and Mickey...”
“Ah,
dasar Mimo. Haha...” Dian gelagak menertawaiku. Tak jarang ia memanggilku
dengan panggilan “Mimo” yang artinya Mickey Mouse..
“Biarin.....”
cuekku dan pergi mendekati baju itu.
“Mbak
ini harganya berapa?”
“Yang
itu harganya 120.000 dik”
Waaah,,,
muahal buangget....Aku dan Dian saling menatap,, ingin tertawa... Tapi
rasanya gak sopan.
“Bisa
kurang gak mbak..?” Tawar ku
“Lo
nawar lagi,, tapi lo mau beli gak sih?” Bisik Dian...
“Ya
niat lah, lo bisa lihat sendirikan itu ada gambar Mickey and Minnie nya...
Iiiih diam aja”
“Ya,
85.000 bisa dik”
Aku
diam sejenak sembari berfikir... “Bisa kurang lagi gak mbak? Kalau 50.000 ?”
“Oh,
gak bisa dik... Ya udah mbak kasi 70.000 itu sudah paling murah.”
“Hemmm,,,
Oke deh”
“Gak
kemahalan ?” Tanya Dian meyakinkan.
“Ah,
gak masalah, yang penting Mickey and Minnie” Jawabku sambil merem-merem...
Hihi...
Aku
membuka tas dan mengambil dompet kecilku. Astaga,, ternyata uangku..??
“Lo
kenapa?” Tanya Dian
“Hehe,,
enggak...”
Oh
My God.. Gimana yah, gak jadi beli.... Tapi ku mau dan malu juga, udah nawar
tapi gak jadi beli.. Ahaaa.... punya ide.. Aku buka dering
handphoneku...
“Eh,
bentar mbak,,” Aku pergi meninggalkan toko itu dan menarik erat tangan Dian
yang sedang duduk dikoridor dengan sambil berbicara sendiri dengan handphone
yang sejatinya tidak ada yang menelfonku...
Setelah
jauh dari toko itu..
“Eh,
lo kenapa sih..? tangan gue sakit tau’ lo tarik-tarik gitu” Ucap Dian dengan
nada sedikit marah
“Sorry...
Ah,, uang gue gak cukup.. Nih lo lihat uang gue berapa” Aku memelas dan
menunjukkan uang yang ada di dompetku.
Dian
menunjukkan ekspresi campuran,, diam beberapa detik.... “Hahahaha......” Dian
terbahak yang sontak mengagetkanku.
Aku
menyubit pelan lengannya “Ah, lo inih,, lo ngeledek gue?”
Hahhaa,,,
sttttt..... Dian menyuruhku untuk diam.. perut gue sakit nih,, haha....”
Aku
pun diam dengan perasaan yang malu, sebal dan kesal.
“Lo
belum puas lagi nertawain gue?”
“Haha,,
yaa,, ya,, sudah,, perut gue sakit banget..” Dian duduk di
“Lagian
lo sih, makanya cek dulu uang lo ada berapa,, kan yang malu lo sendiri,, mana
tuh mbak udah bungkus tu baju ke dalam plastik,, eh lo nya malah kabur denan
sok sibuk ada yang nelfon lagi,, haddeh.... Tapi ide lo pinter juga... Haha”
“Haha,,
iya juga sih,, ahh,, pengalaman yang memalukan...”
“Makanya,,
kalau uang lo gak cukup jangan sok cukup..
Judul Cerpen : Gak cukup kok sok cukup
Cerpen
karangan : Fitri Sa’banniah (Cerpen ke-3, 28 Januari 2015)
Facebook
: Fitri Sa’banniah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar